YULIANA ARIFIANI

Tetesan air mata

ku juga tidak tau kenapa aku berpikir seperti ini
alasan tidak ada, dipikirkan tidak,
hanya sebuah mood yang tiba2 muncul di permukaan air keruh
air keruh yang terdiam tenang tanpa arus yang dapat sekedar menggerakkannya
mengapa tidak Kau jadikan hidup manusia itu seperti ini
datar seperti air keruh itu
selalu senang atau selalu sedih
terdengar menyedihkan
tapi itu mauku
mau? apa aku tau apa yang kumau
aku juga tidak tau jawabannya!
rapuh terduduk termenung
kaku memandang tanah kosong

mampukah aku berpikir mencari jawabannya?
mengapa aku serasa tenang melihatnya
setelah sekian lama hatiku tergores
sakit, perih, namun aku tetap saja bodoh
jarang kuingat untuk duduk menenangkan hati di depanMu
tak pernah kupercaya bahwa hatiku bisa terobati dgn mengingatMu
aku ini lemah, aku tak mampu menahan kesedihan

dan kali ini, baru kurasakan. Seolah Kau memelukku
walau kutahu aku tak pantas mendapatkannya
tapi hatiku mulai meluluh
tak mampu kuselesaikan masalahku sendiri
menangis? aku hanya akan terlihat seperti orang bodoh
yang mau menangis karena hal konyol yang tak perlu ditangisi
tapi kenapa semua orang dapat menangis juga karenanya?
apa mereka pantas kupanggil bodoh?
kini, aku tak dapat menangis dihadapanMu
namun kupaksa air mata ini untuk keluar

bukan karena apa-apa
bukan karena hal konyol itu
tapi menangis karena aku tak dapat mengeluarkan air mataku untukMu
aku begitu bodoh,
mau mengeluarkan air mata karena hal itu
tapi untukNya, tak juga air mata ini mau keluar
aku manusia terpuruk
mementingkan perasaan.. terlalu mementingkan perasaan sendiri
aku ingin seperti orang-orang soleh itu!
yang selalu merindukanMu
yang selalu menanti-nanti waktu dapat bertemu denganMu
yang selalu bersedia menaati perintahMu
yang selalu rajin mempersiapkan semua demi menemuiMu
yang mementingkan rasa cintanya kepadaMu dibandingkan dengan yang lainnya
kapan aku bisa menjadi seperti orang-orang itu??
sedangkan setetes air mata saja tak mampu kukeluarkan untukMu